Siapa sih orang normal di dunia ini yang ga kepengen ketemu jodohnya, apalagi di jaman sekarang makin susah cari jodoh yang cocok.. giliran udah cantik atau ganteng, sononya ga setia.. giliran kitanya ga suka, malah dikejar2.. padahal yah, harusnya kita di Indonesia bersyukur, apalagi dengan rasio cowok banding cewek 1:1 (wikigender, 2007) .. jadi harusnya kan udah pas tuh, sepasang-sepasang..
Bayangin kalo keadaannya kayak di Serbia.. Saking kaga adanya cewe di negaranya ampe mesti import cewe dari luar!et dah buset.. gatanggung2 lagi, sampe 250 rebu ekor didatangkan dari belahan bumi bagian timur.. yah mendingan negare kita dah cuma impor beras sama minyak.. kalo menurut ministry of work and social policynya sana yah, dalam 2 taon lagi bakal ada 120 desa yang ga ada populasinya alias abis alias sepi.. ya gimana mau bikin anak, selongsongnya aja kaga ada..
... hampir semua wanita, cukup satu kali menikah untuk seumur hidup meski terkadang ada sebagian yang harus menerima kenyataan menikah untuk kesekian kalinya karena alasan-alasan tertentu. Terlebih bagi mereka yang memang diberikan kemurahan-Nya memiliki kualitas lebih dari yang lain, entah karena paras cantiknya, jenjang pendidikan, tingkat kemapanan ekonomi, lingkungan dan pergaulan, atau karena kelebihan-kelebihan lainnya, mereka yang dengan berbagai kelebihan yang dimiliki itu tentu saja lebih merasa berhak untuk mematok kriteria tinggi untuk seorang calon pendamping. Setidaknya, pikir mereka, "peluangnya lebih besar" meski harus disadari bahwa segala sesuatu yang bakal berlaku dalam hidup ini, tentu saja Allah penentu akhirnya.
ntuk teman-teman yang merasa sulit menemukan jodoh, -dan memang berniat mendapatkan jodoh- (harusnya semua orang pasti menginginkan memiliki pendamping kan)
Yang menarik, ternyata tidak hanya saya yang punya cukup punya banyak stok teman yang sering dimintai bantuan untuk mencarikan pasangan hidupnya. Tapi banyak juga teman saya yang lain yang menjadi ‘distributor ‘seperti ini, Sama-sama punya banyak stok, tapi kenapa memasangkan satu-sama lain tidak semudah kelihatannya.
Ada yang tahu, yang bikin sulit itu apa?
Banyak alasan yang dipakai orang untuk membenarkan bahwa mencari jodoh itu sulit (ini yang sangat saya kesalkan, setiap menjodohkan ‘client’ saya) mungkin jawaban yang paling banyak ditemukan adalah:
1. Ga bisa memilih
Ini adalah alasan yang paling banyak dipakai para pria, di early quarter life crisis 24-29 tahun, selepas kuliah dan mendapatkan pekerjaan. Biasanya pada stage ini, si pria memiliki 3-4 orang kandidat yang datangnya dari: teman kantor, adik kelas, rekomendasi orang tua dll dkk, yang kadang bikin si pria arogan. Ah cari pasangan gampang kok
Ini adalah titik yang paling ‘membahagiakan’ pria sekaligus berbahaya, seiring supply dari rekan wanita yang mulai ‘waspada’ semakin banyak. Akibatnya muncul perasaan tenang (yang berbahaya) bahwa jodoh tidak datang kemana.
Saran: Jangan terlalu lama memilih, kalau kandidat terbaik perhari ini adalah Titi, karyawan bagian purchase, yang kelihatannya biasa aja, -tapi dia tertarik dengan anda- lets go, sikat aja.
2. Ga yakin (dengan calonnya)
Mungkin ini alasan yang paling banyak dipakai wanita. Banyak pengalaman dilapangan menunjukkan bahwa lelaki tidak bisa (takut) berkomitmen dengan wanita. Memang menjadi suami tidaklah mudah, dengan segala beban dan tanggung jawabnya. Menjadi ‘single’, terbang merdeka bak burung dara jelas lebih menyenangkan buat para pria.
Saran: Buat perempuan yang bingung (ga yakin) dengan seseorang pria, menurut saya daripada cowok alim, ganteng, kaya pintar tapi ga bisa berkomitmen, lebih baik cowok biasa aja, tapi bertanggungjawab (berkomitmen).
3. Ketakutan yang tidak perlu
Belum cukup dana untuk pesta nikah, belum punya pekerjaan dengan gaji 9 juta/bulan, belum sekolah ke inggris, dan sejuta alasan yang mengada-ada. Saya tidak terlalu tertarik membahas ini. Semua ini tidak perlu.
Saran: ketakutan itu wajar, ingat kita membangun bahtera rumah tangga, jadi kalau infrastruktur ga siap ya bakal berantakan juga. Tapi inti persoalan ini sederhana, bergantung kesiapan pasangan kita. Calon istri kita ekspektasinya apa? masih masuk akal engga? kalau engga? terlalu muluk2? yo wis, tinggalin aja, cari yang lebih siap.
Pernikahan itu bukan soalan yang terlalu tinggi, tapi juga bukan soalan yang remeh-temeh. Kalau sang pasangan tidak siap, ya artinya selamanya juga tidak akan siap.
Dua alasan lain, saya menunggu dari teman-teman. Ada masukan?
Sebentar Jar, untuk late ‘quarter life crisis’ gimana? maksudnya untuk pria umur 29-35? apakah alasan mereka masih sama?
Terus untuk perempuan, apakah ga yakin (sangsi dengan kadalnya pria) itu berlaku sepanjang tahun? atau bakal ada perubahan?
+ komentar + 1 komentar
Berkunjung Sob... Click Here
Posting Komentar