Ada sedikitnya 10 kriteria dalam alkitab untuk memilih jodoh yang dapat dibagi dalam tiga aspek yaitu:
1. Aspek jasmani / fisik / lahiriah
2. Aspek jiwa atau watak
3. Aspek rohani atau batiniah
Aspek fisik atau lahiriah meliputi :
Ketertarikan Alamiah : hal ini memang bukan yang utama, tetapi tidak bisa dianggap remeh. rasul Pauluspun mengijinkan pernikahan menurut kesukaan kita. Jika hal ini diabaikan maka pernikahan bisa jatuh pada keadaan "terpaksa", bukan karena suka sama suka. Hidup bersama itu harus dapat membawa rasa sukacita dan cinta, kedua pihak dapat menikmati hidup bersama untuk jangka waktu yang lama, mungkin 20, 30 atau di atas 50 tahun, bukan seumur jagung.
Kesehatan Tubuh : adalah fakta bahwa kasih sayang yang besar mampu melampaui kelemahan tubuh, tetapi apakah satu pernikahan dimulai dari rasa iba terhadap kelemahan tubuh pasangan kita? jika satu pihak tubuhnya kurang sehat berarti pihak lainnya harus menanggungnya, ini pengorbanan yang tidak kecil. Jika kasih sayang kita belum cukup memadai, maka hal di atas bisa mengancam keutuhan rumah tangga.
Masalah Keturunan : ini masuk dalam rana bibit, bobot, bebet! Alkitab memberitahu bahwa siapa saja yang berbuat jahat dan melawan Tuhan, maka Dia akan menuntut dosanya itu sampai keturunan ketiga dan keempat. Sering dijumpai dari orangtua yang rohani, tapi anak-anaknya berkelakuan kurang terpuji, mengapa? inilah hukum tabur tuai. Semasa mudanya, orangtua ini menempuh hidup yang "hitam/gelap" yang dikemudian dia bertobat dan beroleh hidup kekal. namun jika kelak dia menikah maka kemungkinan akan melahirkan anak-anak yang sukar bertobat bagi gereja dan akan menyulitkan keluarga. Jalan keluarnya adalah dengan menengadah kepada Tuhan memohon belas kasihan agar tangan kuasaNya tidak menekan kita, tapi membebaskan kita dari akibat masa lampaunya.
Kondisi Keluarga : filosofi timur menganggap bahwa ketika seseorang menikah, dia menikha juga dengan keluarga mempelainya. Jika ingin tahu pasangan kita ini orang "model" apa, maka lihat saja keluarganya. Dia hidup bertahun-tahun dalam keluarganya sehingga sedikit banyak pasti mirip dengan kelaurganya
Masalah Usia : umum berpendapat bahwa wanita cendrung lebih dini dewasa dan tua ketimbang pria. Perbedaan usia yang cocok adalah jika pria lebih tua sekitar 5-8 tahun. Ada usia jasmani, ada juga usia mental; karena itu bagi orang kristen jika mental pria lebih matang dari wanita, namun usia jasmani wanita lebih tua sedikit, seharusnya tidak menjadi kendala bagi pernikahan keduanya. bagi anda usia mana yang lebih penting?
Persamaan Watak dan Kegemaran : ketertarikan jasmani sifatnya sementara, namun kecocokan watak itu permanen. Beberapa aspek watak yang perlu dipertimbangkan antara lain:
gairah atau dingin
berperikemanusiaan atau kejam/keras
lapang dada atau sempit
berterus terang atau berhati-hati
berpikir panjang atau enggan mendalami sesuatu
berbicara dengan tepat atau ceroboh
lincah atau pendiam
bersih atau sembrono
Ingatlah untuk tidak berharap dapat mengubah watak pasangan kita, lebih baik sikap menerima saja. Banyak orang berpikir akan dapat mengubah watak pasangannya setelah menikah; bahkan Roh Kuduspun memerlukan waktu yang panjang untuk mengubah watak seseorang apalagi kita.
7. Masalah Kelemahan : sesuatu yang di dalamnya melibatkan masalah moral itulah kelemahan. Kemalasan, berdusta, suka mengkritik, gemar mencari kesalahan adalah hal yang mengandung unsur moral sehingga disebut kelemahan. Watak adalah sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung unsur moral. Sebelum masuk pernikahan, kedua belah pihak harus membuka mata lebar-lebar untuk melihat kelemahan masing-masing, karena setelah menikah mata ini harus ditutup rapat-rapat terhadap semua kekurangan pasangan kita. Ada kelemahan yang tidak mampu kita pikul kelak maka kita hanya menerima kelemahan yang mampu ditanggung seturut batas toleransi kita saja. Kelemahan tidak boleh sama, seperti sama-sama temperamental, maka jika timbul perselisihan akan sangat hebat dampaknya. Pada masalah kelemahan ini faktor hati nurani terlibat karenanya bisa memberi dampak ganda terhadap beban yang akan kita pikul.
8. Karakter : Saling menghormati merupakan salah satu karakter penting yang melanggengkan satu pernikahan. Anak-anak Tuhan seharusnya memiliki karakter terpuji atau dia tidak bersyarat untuk masuk dalam pernikahan. Di hadapan Tuhan, dia harus memiliki satu atau dua karakter terpuji agar dapat dihormati oleh pasangannya.
9. Mampu Hidup berdampingan dengan Sesama (Sosialisasi) : pernikahan itu masalah hidup dan tinggal bersama. Apa jadinya jika pasangan kita tidak mampu bersosialisasi -yang merupakan asasi manusia - dengan anggota keluarga besar, karena dia sukanya menyendiri saja.
10. Orang yang Mempersembahkan Diri kepada Tuhan : kita menghormati pernikahan seiman, tetapi faktor penting lainnya yaitu harus ada persamaan tujuan dalam hal rohani artinya harus sama-sama punya tekad melayani Tuhan, sama-sama hidup mutlak bagi Allah. Jika hal ini dimiliki maka ini menjadi satu dasar yang sangat kokoh. Ini menjadikan kristus sebagai kepala keluarga, walau kelak masih akan ada badai menyerang, sukses pernikahan akan tetap tinggi. Sumber: shvoong.com
Posting Komentar