Sob, dari hari ke hari opini media yang memojokkan para jomblo semakin tak terkendali. Remaja kian diarahkan untuk berani mengekspresikan rasa sukanya kepada lawan jenis dengan berpacaran. Setel tayangan-tayangan sinetron di tipi, tiap hari ngajarin cinta-cintaan yang tolol, manja, sekuler dan ah.. pokoknya geblek deh. Belum lagi ditambah acara-acara gosiptaintment yang menjamur dimana-mana bak cendawan di musim hujan, membuat permasalahan cinta menjadi problem utama dalam hidup manusia. Kedekatan seorang selebritis dengan lawan jenis dikupas habis dengan bumbu sana-sini yang macem-macem, bahkan hal yang sebenernya sepele pun diekspos ke publik. Aksi “penembakan” yang dilakukan remaja diabadikan dalam “Katakan Cinta”. Cinta yang muncul dalam waktu singkat pun ada di “Cinta Lokasi”. Perselingkuhan di antara mereka sampai-sampai diadukan ke “Detektif H2C” atau dengan pembuktian lewat “Playboy Kabel”.
Parahnya, remaja mengkomsumsi semua tayangan diatas setiap minggu bahkan setiap hari. Seolah-olah mereka membiarkan reality show itu mencuci otaknya, sehingga dapat dengan gampang teraplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Cinta… cinta… dan cinta… Tiada hari tanpa ngobrolin cinta. Otomatis secara psikologis ada beban tersendiri dalam perkembangan jiwa mereka. Malu binti nggak pede dalam kesendiriannya. Merasa terkucilkan disaat kebanyakan temen-temennya udah pada punya gebetan meski baru usia belasan tahun. Pengaruh media kini telah mendorong murid-murid SMP untuk Saatnya Mencari Pacar juga. Waaa… bisa berabe euy lamun kieu mah!
Maaf-maaf, bukannya kita mau membudidayakan status jomblo. Bukannya mau ngelarang temen-temen jomblo untuk nyari pasangan. Bukan juga mengajak para jomblo untuk tabbatul (membujang, red). Tapi kalo upaya pelucutan label jomblo selalu berujung pada aktivitas pacaran, mendingan tetep istiqomah aja menyandang status jomblo. Seperti pepatah bilang, biar jomblo asal selamat dari aktivitas maksiat. Setuju?
Tolak ukur kepribadian, HQ + Jm = JI
Sobat-sobat sekalian, istiqomah dengan status jomblo bukanlah sebuah aib yang harus disesali. Karena derajat manusia dihadapan Allah tidak dinilai berdasarkan predikat ini. Itu berarti kaum jomblo punya peluang yang sama besar dengan para alumninya yang udah pada merit untuk dapetin pahala Allah yang berlimpah. Jadilah High Quality Jomblo di hadapan Allah. Caranya?
Pertamax, HQJ nggak melulu dinilai dari penampilan fisik seperti yang disyaratkan dalam “Katakan Cinta”. Tapi dinilai dari keterikatannya dengan aturan Allah. Ini berlaku untuk setiap perbuatan dia. Dari bangun tidur sampe tidur lagi. Sehingga melahirkan sikap akhlakul karimah. Dengan tetangga sebelah akur, nggak sungkan ngasih pertolongan sama orang lain sesuai kemampuannya. Anti sikap individualis bin egois. Santun dalam bertutur kata dan menyampaikan pendapat. Bersikap tegas tanpa harus bertindak keras dan selalu terbuka untuk menerima perbedaan pendapat.
Keduax, seorang HQJ nggak dosa punya tampang yang memikat hati. Itu juga kan anugerah dari Allah, ya mesti disyukuri. Tapi bakal dosa loh kalo anugerah itu dipake buat tebar pesona sana-sini. Apalagi sampe diobral, emangnya produk sisa ekspor? Ya nggak la yauw..!
Ketigax, seorang HQJ juga harus pandai memanfaatkan masa kesendiriannya. Waktu, pikiran, tenaga dan isi dompetnya nggak dihabisin buat ngurusin cinta yang nggak mutu. Tapi dioptimisasi untuk mengekspresikan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Kegigihan dalam menuntut ilmu dan rezekinya semata-mata demi kesejahteraan umat. Ngasih porsi yang lebih besar dari waktu yang dimilikinya untuk terjun ke dunia dakwah atau kegiatan sosial.
Itu sebabnya, doi aktif ngaji, getol dakwah, melakukan aksi sosial, sopan dan taat syariat. Malah ada juga loh diantara mereka yang prestasi akademisnya berbanding lurus dengan kecintaannya terhadap perjuangan menegakkan agama. Karena doi yakin Allah akan memberikan yang terbaik untuknya. Ajal, rejeki, jodoh, kebaikan, keburukan, dls semuanya di tangan Allah Yang Maha Kuasa, yang Dia hanya perlu mengucapkan Kun fa yakun..
Rasul SAW pernah bersabda : “Tidak layak seseorang, ketika menyaksikan suatu tempat yang di dalamnya ada kebenaran, kecuali dia akan mengatakannya. Sesungguhnya sekali-kali hal itu tidak akan pernah memajukan ajalnya dan tidak pula mencegah apa yang telah menjadi rejeki baginya.” (HR. Al-Baihaqi)
Nah sob.. Tiap orang pantas dan pasti menjadi HQJ seperti diatas (kecuali yang udah merit kali ya). Jangan minder meski tampang pas-pasan. Kuncinya cuma satu, ridho ngikutin aturan Allah yang original dalam keseharian kita. Bukan cuma aturan bajakan yang doyan neko-neko ama sekulerisme dan sodara-sodaranya. Sebab hanya buat yang aslilah Allah akan ngasih garansi 100%, nggak cuma seumur hidup, tapi dunia akhirat! Di akherat kita selamat, di dunia kita bisa jadi anggota JI.
Hah!? JI?! Wesswey.. Ssst… Jangan bilang-bilang ama polisi ya? Tar digerebek pasukan interpol antiteror lagi. JI disini artinya Jomblo Idaman.
Giituuuwww looowwwhhh…
Posting Komentar